Banyak Yang Mampu secara ekonomi namun belum punya kesempatan Umroh dan dengan adanya Program Sahabat SBL maka Semuah Jamaah akan Bisa Berangkat dan Beribadah Umroh 3 Tahun Kedepan. dan Ini tergantung NIAT saja Walaupun Banyak Uang tapi tidak/belum ada Niat.


Namun jika ada niat Untuk umroh dan dengan sistem Sahabat SBL yang memberikan kemudahan Umroh maka anda bisa mengikuti program ini sekalipun saat ini belum punya cukup dana. karean PT.SBL sebagai penyelenggara perjalanan Haji & Umroh memberikan kemudahan dengan cara menyicil setiap Bulan bahkan dengan membantu saudara muslim Anda akan mendapatkan Upah/ Ujroh . Mengembangan Usaha dan Komunitas Bisnis Syariah Insya Allah silahkan Daftarkan diri Anda melalui websupport Sistem Sahabat SBL bersama TabunganUmroh.com/?id=ilhamhamir 


atau langsung Klik disini

Cara mencari poin di addmefast : Hai udah lama ne saya gak apdet sekarang saya sempet sempetin wat apdet deh.

Kalo temen temen belum punya akun di addmefast dan gatau caranya bisa klik disini

hemzz pasti temen temen gatau cara mencari poin gratis di addmefast yak??
Sebenernya gampang bgt kalo temen temen bisa bahasa inggris karena memang addmefast itu punya orang bule heheee..

Tapi tak kasih tau ne temen temen di bagian bawah web addmefast ada translate dari google nah temen temen tinggal klik ajah. Setelah itu temen temen akan lebih mudah wat mencari poin gratis di addmefast.

Ada banyak cara wat ngedapeti point gratis di addmefast Tapi saya saranin temen temen wat bikin akun twitter dan facebook baru buat nyepam.

Di addmefast ada banyak pilihan sebenernya tapi yang paling mudah buat nyari poin gratis di addmefast adalah dengan Facebook Share temen temen akan di suruh ngeshare apa gto ke facebook temen nanti temen temen dapet imbalan point yang bisa di tukar dengan apa ajah deh. Hampir semua cara kerja mencari point gratis di addmefast itu sama. tapi agar temen temen bsa dapet point ada waktu yang berbeda di setiap cara, Misalkan temen temen kurang satu detik ajah temen temen gugur mendapatkan point.

Jadi sebaiknya temen temen cari celahnya mana yang paling mudah untuk mendapatkan point.
Biar temen temen lebih jelas saya akan bikinin vidionya okeeh.
Cara memperbanyak pelanggan facebook atau yang biasa disebut Auto subcribe adalah cara dimana facebook kita jadi banyak yang berlangganan. Maksud dari berlangganan itu sendiri yaitu tanpa kita berteman dengan orang tersebut, orang yang berlangganan bisa melihat status kita bahkan juga bisa like dan komentar.

Kalo secara normal pasti sulit banget wat dapetin banyak pengikut setelah temen temen ikuti cara di bawah ini jangan kaget yak kalo pengikut facebooknya jadi ribuan.

Pada dasarnya di Addmefast kita bukan hanya bisa memperbayak Followers/Pengikut Facebook kita juga bisa memperbanyak>

  • Followers Twitter
  • Retweets Twitter
  • Like Fanspage Facebook
  • Like Status Facebook
  • Share Status Facebook
  • Page View Web/Blog
  • View Youtube Dan masih banyak lagi.

Tinggal pada waktu di langkah Add My Site Pilih saja yang mana. Tentu saja kita  juga harus punya point yang cukup untuk melakukan pertukaran.

Lalu bagaimana caranya biar pengikut facebook Anda banyak ? Caranya tidak sulit kok. Anda tinggal ikuti perintah yang saya tulis di bawah ini.

Untuk mendapatkan informasi dari saya follow my Facebook:>>                                                  
    Cara mendapatkan banyak pelanggan di facebook :

    1. Masuk ke Addmefast Klik disini

    Kalau sudah nanti muncul tampilan seperti gambar di bawah dan Anda klik Try For Free Now.


    2. Isi semua form yang di perintahkan, klik sign up.


    3. Kemudian cek email yang anda masukan lalu klik link aktifasi.


    4. Nanti tampilanya seperti di bawah. kemudian anda masuk dengan email dan pasword yang anda daftarkan.

    5. Sebelum anda masuk nanti tampilanya seperti di bawah, klik I AGREE.

    6. Sekarang kita kelangkah selanjutnya.

    1. Klik tulisan Add site / page.

    2. Isi form type dengan facebook follower.


    3. Pada form username isi dengan ID facebook Anda.
    4. Terus di form CPC isi saja dengan angka 9 atau berapa saja yang anda mau.
    5. Setelah itu klik free points, terus pilih yang Anda inginkan.




    Akhirnya selesai juga, buat selanjutnya temen temen usaha sendiri dong okeh.


    Selamat mencoba yo moga sukses mengikuti Cara Agar Pengikut Di Facebook Banyak saya sendiri sudah mencoba Cara Agar Pengikut Di Facebook Banyak so temen temen gausah ragu dan bimbang gak ada salahnya kan wat nyoba Cara Agar Pengikut Di Facebook Banyak  yukkk mariii!!

    Updet!!



    Setelah saya perhatikan banyak temen temen yang bertanya okeh saya jelasin lagi biyar gak bingung.




    • Kendala bahasa
    Temen temen tinggal skrol ke bagian paling bawah situs addmefast kemudian pilih bahasa klik bahasa indonesia. Nah mungkin kalau sudah menggunakan bahasa indonesia temen temen akan lebih mudah lagi untuk memahaminya.
    • Apa itu addmefast
    Hemz gini yah temen temen sebenernya addmefast ini bukan hanya untuk menambah Pengikut Facebook tapi banyak sekali keguanaan addmefast ini.
    Contoh: Like status facebook, share status facebook, follow twitter instagram dan lain lain masi banyak lagi.
    • Cara kerja
    Caranya kita mencari point gratis atau temen temen bisa beli. kemudian point tersebut di tukar dengan salah satu layanan di addmefast.

    Okeh kita bahas point gratis ajah. Caranya agar kita bisa mendepat point gratis adalah dengan menggunakan layanan point gratis kita tinggal pilih maunya gimana atau ngapain gto.

    Mending biar tambah jelas temen temen acak acak ajah sendiri situsnya.

    Sekian dan terima kasih semoga bermanfaat.

    Kalau temen temen masi kurang jelas bisa kesini Cara Mencari Point Gratis Di Addmefast
    Dahulu kala ada seorang gadis yang sangat malas dan tidak pernah mau menenun kain, dan ibunya tidak pernah bisa membujuk gadis tersebut untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Akhirnya ibunya menjadi sangat marah dan kehilangan kesabaran dan mulai memukul anak gadisnya dengan keras. Pada saat itu Ratu yang kebetulan lewat, berhenti di depan rumah gadis tersebut karena mendengar gadis itu menangis. Ratu kemudian masuk ke dalam rumah dan bertanya apa yang terjadi pada gadis itu dan mengapa ibunya memukuli anak gadisnya sampai-sampai semua orang yang berada di jalan dapat mendengarkan gadis tersebut menangis.

    Ibu gadis tersebut menjadi sangat malu untuk mengakui kemalasan anak gadisnya, sehingga dia berkata,

    "Saya tidak bisa menghentikan dia menenun, dia selalu ingin mengerjakannya setiap waktu dan saya terlalu miskin sehingga tidak bisa menyediakan dia rami - bahan untuk ditenun yang cukup."

    Kemudian Ratu menjawab,
    "Saya sangat senang mendengar suara roda alat pemintal, dan saya merasa senang mendengarkan mereka bersenandung, biarkanlah saya membawa putrimu ke istana, saya mempunyai banyak rami dan bahan tenung, di sana dia dapat memintal dengan hati gembira."
    Ibu gadis tersebut sangat senang mendengarkan tawaran itu, dan Ratu pun kemudian membawa gadis tersebut bersamanya. Ketika mereka mencapai istana, Ratu memperlihatkan tiga ruangan yang penuh dengan rami dan bahan tenun yang terbaik yang ada di kerajaannya.
    "Sekarang kamu dapat menenun rami ini," Katanya, "dan bila kamu berhasil menyelesaikannya, kamu akan saya nikahkan dengan putra tertua saya; kamu mungkin miskin tapi saya tidak akan memperdulikan hal itu, kain yang kamu buat dari rami ini cukup sebagai emas kawin,"

    Gadis itu ketakutan dalam hati, karena dia sama sekali tidak dapat menenun, biarpun dia hidup seratus tahun dan duduk menenun setiap hari selama hidupnya dari pagi sampai malam. Dan ketika dia berada sendirian dia mulai menangis, dan duduk selama tiga hari tanpa menyentuh alat tenun. Pada hari ketiga, Ratu datang, dan ketika dia melihat tidak ada satupun tenunan yang selesai, dia lalu terkejut; tetapi gadis tersebut beralasan bahwa dia belum bisa mulai menenun karena dia masih bersedih akibat perpisahan dengan rumah dan ibunya. Alasan itu membuat Ratu menjadi tenang, tetapi ketika Ratu akan beranjak pergi, dia mengatakan "Besok pekerjaan kamu harus dimulai."

    Ketika gadis itu sendirian lagi, dia tidak dapat berbuat apa apa untuk menolong dirinya sendiri atau melakukan apapun yang sudah seharusnya dilakukan. Dalam kebingungannya dia cuma keluar dan menatap keluar jendela. Saat itu dilihatnya tiga orang wanita lewat didepannya, dan wanita yang pertama memiliki kaki yang lebar dan rata, yang kedua mempunyai bibir yang tergantung turun sampai ke dagunya, dan yang ketiga memiliki ibu jari tangan yang sangat lebar. Mereka kemudian berhenti di depan jendela, dan mencoba bertanya apa saja yang gadis itu inginkan. Gadis itu menjelaskan apa yang dibutuhkannya, dan mereka berjanji akan membantunya, dan berkata,
    "Kamu harus mengundang kami ke pesta pernikahanmu, dan tidak malu karena kehadiran kami, menyebut kami sebagai sanak keluarga dan sepupumu, dan diperbolehkan duduk satu meja dengan kamu; jika kamu berjanji akan memenuhi hal ini, kami akan menyelesaikan tenunan tersebut dalam waktu singkat."

    "Saya berjanji sepenuh hati," jawab si gadis; "masuklah dan mulailah sekarang."
    Lalu ketiga wanita itu masuk, dan mereka membersihkan sedikit ruangan pada kamar pertama untuk mereka agar mereka dapat duduk dan menempatkan alat tenun mereka. Wanita yang pertama menarik keluar benang dan mulai menapakkan kakinya ke tuas yang memutar roda alat tenun, wanita yang kedua membasahi benang, dan wanita yang ketiga memilin dan meratakannya dengan ibu jarinya diatas meja, perlahan-lahan gulungan-gulungan benang yang indah berjatuhan diatas lantai, dan ini menghasilkan tenunan yang sangat indah. Gadis itu menyembunyikan ketiga wanita penenun itu dari pandangan mata sang Ratu sehingga setiap kali Ratu berkunjung, sang Ratu hanya melihat dia sendirian bersama tumpukan tenunan yang sangat indah; dan tidak terhingga pujian-pujian yang diterimanya dari Ratu. Ketika kamar pertama sudah kosong, mereka mulai menenun di kamar kedua, lalu ke kama ketiga sampai semua rami telah selesai di tenun. Lalu saat ketiga wanita penenun itu akan pergi, mereka berkata pada sang Gadis,

    "Jangan lupa dengan apa yang kamu janjikan, dan semuanya akan menjadi lebih baik untuk kamu."
    Ketika sang Gadis memperlihatkan pada Ratu ruangan yang telah kosong, dan sejumlah besar tenunan, Ratu langsung mengatur pernikahan gadis itu dengan putranya yang tertua, dan mempelai pria itupun sangat senang karena mendapatkan calon istri yang sangat pandai dan rajin.

    "Saya mempunyai tiga orang sepupu," kata Gadis itu, "dan karena mereka sangat baik kepada saya, Saya tidak akan pernah lupa kepada mereka disaat saya mendapatkan keberuntungan; bisakah saya mengundang mereka datang ke pesta, dan meminta mereka duduk satu meja dengan kita?"
    Ratu dan putra tertuanya yang akan menjadi calon suami berkata bersamaan,
    "Kamu boleh mengundangnya datang, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mengundangnya kesini,"

    Ketika perjamuan dimulai, ketiga wanita penenun tersebut datang tanpa menyembunyikan keburukan rupa mereka, dan sang Gadis berkata,
    "Sepupuku yang baik, selamat datang."

    "Oh," kata mempelai pria, "bagaimana kamu bisa mempunyai sanak keluarga yang sangat buruk rupa?"

    Kemudian dia menemui wanita penenun yang pertama dan bertanya kepadanya,
    "Bagaimana kamu bisa mempunyai kaki yang begitu lebar dan rata?"
    "Saya selalu menapakkan kaki saya pada alat tenun," katanya.

    Ketika dia menemui wanita yang kedua dan bertanya,
    "Bagaimana kamu bisa mempunyai bibir yang bergantungan sampai ke dagumu?"
    "Dengan menjilati benang." katanya,

    Dan kemudian dia bertanya kepada wanita yang ketiga,
    Sang Gadis tidak perlu lagi menenun"Bagaimana kamu bisa mempunyai ibu jari yang sangat besar dan lebar?"

    "Dengan memuntir dan memilin benang," katanya.
    Kemudian mempelai pria berkata bahwa semenjak saat itu, sang gadis yang menjadi istrinya ini harus berhenti untuk menenun dan jangan pernah menyentuh alat tenun lagi.
    Dan begitulah akhirnya sang gadis lepas dari pekerjaan menenun yang melelahkan.

    #everyoneisnumberone
    Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, terampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana.
    "Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.
    "Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa.
    "Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu."

    Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"
    "Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"
    Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.
    Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.

    "Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa
    "Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran
    "Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.
    Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"

    "Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"
    Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

    Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
    "Apa yang engkau pelajari kali ini?"
    "Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"
    "Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.
    Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.
    Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh"
    Kembali sang Pertapa menghilang.

    Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"
    "Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.

    Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

    Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
    "Kini apa yang engkau pelajari ?"
    "Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah"
    "Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"
    "Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh". Dan ia pun menghilang.

    Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".
    Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.
    "Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.
    Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.

    Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.
    Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."
    "Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"
    Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"
    Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.

    Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.
    Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.

    "Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa,
    "Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"
    Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"
    "Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.
    Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.

    Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?
    Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?"
    "Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.

    Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.
    Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.
    "Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.
    Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.


    #everyoneisnumberone
    Hari ini rasanya sendi-sendi sel tulangku terasa lepas satu persatu. Ku rebahkan tubuhku mencari sosok indah dalam lamunan, namun yang ada hanya kekosongan dan rasa muak yang tak kunjung reda. Setiap sudut di kamarku semua melihat jijik ke arahku, begitu besar kah salahku sehingga benda mati pun membenciku. Dimana lagi aku harus bersembunyi?, kamar yang selama ini aku anggap sebagai sahabat baikku seakan melihat jijik padaku. Dunia telah membenciku. Kini yang terpikirkan olehku adalah hutan di belakang rumah, hutan yang sangat lebat. Aku berharap hutan ini akan mengubur semua rasa muakku pelindung dunia yang membenciku.

    Tubuhku gontai menyusuri tiap jalan sempit dengan daun-daun menggelantung seolah menarik-narik ingin menghentikan langkahku. Terus melangkah, melangkah dengan melangkah aku merasa beban-beban di pundakku mulai berguguran. Aku sibak dedaunan yang rapat tidak akan ada yang mampu menghentikanku. Perjalanan penuh emosi, yang terpikirkan di benaku hanya rasa muak entah berapa jauh kaki ini melangkah hingga ku tersadar tempat ini terasa asing olehku. Hutan dengan pohon-pohon besar, dan akar yang menyeruak dari dalam tanah, pohon besar ini menahan sinar matahari. Beruntung masih ada kicau burung sehingga kesan seram belum nampak meski hutan ini gelap.

    Aku berjalan kembali. Tapi sekarang perjalananku tanpa tujuan, aku benar-benar tidak mengenal tempat ini. Aku teringat pesan ayah sewaktu kecil dia tidak mengijinkanku masuk ke dalam hutan sampai melewati batas sungai. Sungai dangkal nan bening batuan di dalamnya terlihat jelas, kira-kira dalamnya seukuran jari kelingking tak perlu bantuan untuk menyeberanginya. Ayah bilang batas hutan milik warga desa dari batas sungai itu sampai ujung desa dan dari batas sungai itu sampai entahlah ujungnya dimana adalah milik roh penunggu hutan jika warga desa melewati batas itu dia akan mendapat petaka. Dan aku baru sadar batas itu telah terlewati bahkan sangat jauh, “Nasib apa yang akan menimpaku?”, bisikku dalam hati.

    Dari rasa muak kini menjadi rasa takut yang mencengkram, hal yang sangat bodoh, sebab apa aku sampai di sini. Pertama yang aku lakukan mencari sungai itu tapi dimana aku harus mencarinya sedangkan aku tidak tahu arah, ke kanan kah atau ke kiri kah yang barat mana yang timur mana?, aku benar-benar tidak tahu. Yang terlihat hanya semak belukar yang sama dan tanah yang sama-sama coklat. Aku kehilangan tanda, dan aku telah kehilangan arah. Benarkah kata ayah, apakah petaka yang dimaksud kematian karena tersesat, mati kelaparan, atau dimakan binatang buas. Pikiran-pikiran itu melayang-layang di benakku.

    Dua burung yang sedari tadi berkicau hendak pergi, aku mengikutinya berharap burung itu menunjukan jalan keluar minimal memberi keberuntungan untukku. Walau harus bersusah payah menerjang semak belukar aku terus mengikutinya, sesekali aku terjatuh tersendat rumput-rumput panjang. Burung itu semakin jauh nafasku ngos-ngosan suatu kenyataan, burung telah menunjukan kelebihanya dan aku sebagai manusia telah lemah untuk mengikutinya, sekarang aku percaya burung bukanlah makhluk lemah. Burung terbang dengan sayap manusia terbang dengan otak, dunia ini seimbang. Tuhan telah menyeimbangakan semesta ini tidak ada yang sia-sia.

    Aku sandarkan tubuhku pada pohon besar, mungkin pohon ini seumuran dengan kakek buyutku waktu yang tidak singkat untuk menjadi besar. Pohon ini menjadi bagian dari jutaan pohon di dunia sebagai pencegah pemanasan global. Apa artinya seribu tanpa satu. Pohon-pohon disini masih sangat rindang tidak seperti di batas sungai di ujung desa. Di batas ujung desa meskipun lebat tapi bekas-bekas penebangan masih terlihat. Mungkin warga desa mempercayai mitos itu sehingga tidak ada yang berani untuk menebangnya di hutan dengan roh penunggu. Kenapa aku jadi memikirkan pohon.

    Aku kembali berjalan dan masih tanpa tujuan. Sekarang yang menjadi penunjuk adalah bayangan, aku akan berjalan membelakangi bayanganku berarti aku berjalan ke arah barat. Aku pun belum yakin apakah jalan ini benar tapi menurutku ini lebih baik ketimbang tanpa arah sama sekali.

    Semua yang yang terjadi hari ini adalah kesalahanku, kesalahan yang berawal dari ketidak fahamanku tentang filsafat sehingga aku membuat argumen yang sangat memalukan tanpa dasar dan terkesan ngawur. Wibawa yang selama ini aku sandang sebagai orang cerdas seakan runtuh dengan pernyataan bodohku. Selama ini aku tidak pernah sefatal ini membuat kesalahan, tapi dibalik itu semua, aku merasa aku akan jauh lebih bodoh jika tanpa kesalahan. Karena aku akan mencari dalih untuk membuat kebohonganku terkesan menjadi kebenaran. Setiap kaki yang aku ayunkan menjadi penyesalan atas egoku. Betapa sangat egoisnya aku.

    Aku mendengar suara gericik air semakin lama semakin jelas, aku berharap gericik air itu adalah sungai perbatasan. Suara itu semakin jelas, suara itu ada di depan. Dan benar ini adalah sungai perbatasan, sungai yang membatasi hutan warga dan hutan roh. Hatiku menjadi sangat plong sedikit lagi aku akan menjadi orang pertama yang mengalahkan mitos. Hanya tinggal sembilan langkah untuk melewatinya, aku mulai mengayunkan kakiku untuk melangkah. Tiba-tiba aku dikagetkan tepukan tangan di pundakku dari arah belakang. Wajahku berubah pucat pasi, tubuhku terasa kaku. Inikah akhir hayatku, dihabisi oleh roh penuggu hutan. Pikiranku sudah tidak jelas. Aku mencoba menengokkan leherku yang kaku ke arahnya, aku melihatnya seperti manusia, tidak ada tanda yang menyeramkan di wajahnya.

    “Mau ke mana kamu nak?” orang setengah baya itu berbicara layaknya manusia.
    “Em, em, em ma’af anda manusia?” kata-kata konyol dari kegugupanku.
    “Jelaslah saya manusia, kalau bukan manusia ngapain saya ngomong sama kamu, mending langsung saja saya makan” dengan wajah kecewa, dia memalingkan badanya berjalan di pinggiran sungai.
    “Tunggu pak!” aku berlari menghampirinya.” Bapak ini sebenarnya siapa kok berani melewati batas kutukan roh penunggu hutan?” .
    “Kamu mau tau dimana roh itu berada?”
    “iya pak, dimana?”
    “Roh itu sekarang sedang berbicara sama kamu”
    “Apakah bapak yang dimaksud roh itu?”
    “Ya. Aku lah roh itu, aku sebagai penunggu hutan ini. Sebenarnya aku sudah tahu kedatanganmu dari tadi, hanya saja aku tidak melihat wajahmu sebagai pengeksplorasi hutan ini sehingga aku membiarkanmu”
    “Bapak tahu dari mana?”
    “Aku memasang banyak CCTV di hutan ini, sebenarnya aku adalah dosen Ilmu Komunikasi sehingga aku memanfaatkan pengetahuanku untuk melindungi hutan ini semenjak tahun 2001 dimana saat itu sangat marak penebangan secara liar. Mungkin undang-undangnya yang tidak tegas sehingga negara sebagai pelindungi hutan tidak mampu memenuhi kewajibanya. Selain CCTV aku juga memasang Tape Recording dengan remote control jarak jauh. Jika ada orang yang melewati batas ini secara otomatis Tape Recording tersebut akan menakut-nakuti. Semacam suara hantu”
    “Wah hati bapak mulia banget, dan luar biasa kreatif. Hanya orang-orang yang tidak berfikir jauh yang merusak hutan. Oh iya pak ngomong-ngomong nama bapak siapa?, dan ngajar di kampus mana?”
    “Maaf nak aku tidak bisa, memberitahumu. Mungkin ini adalah pertemuan pertama kita dan yang terakhir nak. Aku berharap banyak padamu nak. Jagalah hutan ini dan jagalah rahasia bapak.”
    Bapak itu menaburkan serbuk ke arahku, dan tiba-tiba dalam sekejap dia telah lenyap. Walapum namanya tidak pernah aku kenal namun dia akan tetap menjadi roh, sebagai roh modern, sebagai roh penjaga hutan. Dia tidak akan dikenal sebagai seorang pahlawan. Tapi itulah realitasnya, pahlawan tidak harus dikenal sebagai pahlawan tidak juga seperti Superman.
    Sebuah catatan kecil seorang wanita yang memiliki sifat seperti kertas, lembut dan penuh lekukan. sebuah cerita seorang wanita yang hidup sendiri tanpa ada 1 cinta pun yang ia punya saat ini, hingga suatu saat cinta itu datang dan membuat hidupnya berubah.

    Suara hujan begitu berisik membangunkan gadis kecil yang tertidur pulas pagi itu, dia terbangun terbangun dari tempat tidur kardusnya, gadis kecil ini memarah kecil kepada hujan “hujan tolong kau basahkan tempat lain asal jangan rumah ku yang tak kuat menampung airmu hujan” ucap gadis itu dengan raut wajah sedih, gadis ini sempat menutup mukanya karena ia malu kepada hujan karena dia terlalu cengeng, gadis ini bangkit dari tempat kumuhnya menuju kolong jembatan mencari sisa botol minuman, mungkin gadis kecil ini haus, dan tidak lama dia mendapatkan botol air minum tetapi airnya hanya 1 tetes tidak pun membasahi lidah kecilnya, dia menangis dia membuang botol itu, dan dia tidak sadar bahwa botol yang ia buang bisa menampun air hujan, yang bisa ia minum untuk saat ini, dia melihat botol tadi itu tertampung air sampai penuh, dia berdiri dan berlari mengambil botol air, ketika dia meminum air itu dia mengucap syukur pada tuhan yang menurunkan hujan pagi ini “maafkan aku tuhan, ternyata hujan yang engkau turunkan begitu berarti untukku”.

    Sekarang gadis kecil ini berjalan membawa tas karung berisi barang barang tak layak, setelah dia jalan dia menemukan buku buku yang terbuang berserakan, dia mengutip buku itu tapi bukan untuk ia jual melainkan dia ingin membaca buku itu, gadis ini tak sekolah bagaimana dia bisa membaca?, gadis kecil ini sungguh pintar, setiap hari dia pergi ke sekolah sekolah untuk mendengarkan guru berbicara, dia terlihat senang tapi teman temannya selalu mengejeknya meludahinya, dia begitu tertekan dia hanya ingin seperti mereka ingin sekolah dan ingin pandai membaca, dia pulang dengan wajah sedih, tapi pulang kemana?, dia tidak punya rumah, rumahnya sudah rubuh karena hujan tadi, dia juga tidak punya ibu apalagi ayah yang menjaga dan membelainya layaknya malaikat dalam hidupnya, terlihat dia membentangkan kerdus kecil sebagai alas tempat ia beristirahat malam ini. 

    15 tahun berlalu, gadis kecil ini bukan lah gadis kecil lagi tetapi dia seorang gadis remaja yang sangat cantik, dia mendapatkan sebuah beasiswa di jakarta, entah dari mana dia mendapatkan beasiswa, tapi sedikit ia bercerita, waktu umurnya 9 tahun dia pernah mengikuti lomba puisi perjuangan di depan presiden indonesia, presiden begitu bangga dengan anak yang membacakan sebuah puisi di depan dengan muka yang kusam tak pernah mandi itu, presiden menyuruh menteri pendidikan memberikan dia beasiswa SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri, gadis itu terlihat berubah dia adalah seorang wanita dengan rambut panjang sebahu, matanya yang begitu indah dan alisnya begitu tertata, dia terlihat seperti anak pejabat, dia sudah mempunyai rumah, rumahnya begitu besar dia tinggal bersama adik angkatnya dan 3 wanita tua yang pernah menolongnya, sekarang dia kuliah di universitas indonesia fakultas sastra, dia menyukai buku, ia masih menjadi seorang gadis kecil, semangatnya untuk sukses begitu bergejolak, selain kuliah dia juga seorang yang bergelut dalam bidang bisnis, dia membuka toko permen di jakarta dan membuka 4 toko buku di jakarta selatan dan utara, dia begitu mensyukuri apa yang diberikan tuhan kepadanya waktu ia menjadi gadis kecil. 

    Malam ini gadis itu membuka jendela dan ia melihat bintang berkelip kelip, gadis ini dengan baju tidur, ia keluar dari kamarnya dan berdiri menatap bintang, dia mencurahkan isi hatinya kepada bintang bintang itu, “bintang aku udah punya yang aku mau tapi kenapa aku belum merasakan cinta kedua orangtuaku, aku butuh ayah aku butuh ibu, aku ingin sukses dan mereka melihat aku saat ini, apakah mereka tau kalau gadis kecil mereka sudah seperti wanita kertas, gadis lembut yang hidupnya penuh lekukan, aku ingin seperti teman teman ku yang masih mempunyai ayah ibu, mungkin aku belum menemukan mereka untuk saat ini, bintang aku mohon jatuhkan 1 bintangmu untuk 1 permohonanku kepada tuhan”, ketika bintang itu jatuh ia memejamkan mata dan berdoa untuk 1 harapan kecil sederhana, ketika dia selesai berdoa dan dia mulai bergerak untuk tidur. 

    Pagi ini wanita kertas terlihat begitu tidak bersemangat, wajahnya pucat ketika menurunin anak tangga, ketika itu adiknya melihat kakaknya hampir jatuh”
    “kak, kamu kenapa wajah kamu begitu pucat”
    “kakak gak apa apa dik mungkin hanya anemia kakak yang kumat”
    “aku tidak percaya, lihat wajah kakak pucat sekali, kita ke dokter yah kak?”
    “gak usah dik palingan abis minum obat terus sembuh” dengan senyuman manis wanita kertas ini meyakinkan adik angkatnya
    “ya udah kita ke atas yah kak, aku ambilin air putih sama sarapan, kakak gak usah banyak gerak kakak terlalu capek”
    “makasih yah dik, tolong kamu bilangin sama pegawai toko permen kakak, kalau kakak hari ini gak bisa hadir”
    “serahkan kepadaku kak, ya udah aku mau ke dapur dulu ambil air putih, kakak istirahat aja disini yah”
    “iya dik, jangan bilang ke nenek yah kalau kakak kambuh”
    “iya kak”


    Setelah selesai sarapan wanita kertas pun beristirahat, wanita kertas ini mengidap penyakit anemia yang sudah parah dan tidak ada yang tau sama sekali termasuk orangtuanya, sejak lahir wanita ini terlihat lesu kalau wanita ini banyak bekerja, terlihat seperti wanita malang yang berjuang melawan penyakit itu dengan seorang diri.

    Malam ini terlihat wanita kertas sedang duduk di atas kursi yang berdekatan dengan meja belajarnya, wanita ini meneteskan air matanya ketika dia sedang menulis sebuah surat, sepertinya Wanita kertas ini menulis sebuah surat untuk orangtuanya Berisi

    Ibu tidak kah kau merindukan putri kecilmu ini
    Ibu apakah engkau begitu cepat melupakanku ibu
    Ibu Aku disini seperti wanita tak berdaya tanpamu ibu
    Setiap malam aku teteskan air mataku ibu untuk membanjiri rasa kangenku padamu
    Setiap malam aku berdoa kepada tuhan untuk mempertemukanku padamu ibu
    Ayah apakah kau disana bersama ibu ayah?
    Apakah kalian merindukan aku, apakah kalian memikirkan gadis kecil kalian ini?
    Dia sekarang sudah dewasa ayah, dia juga mempunyai segalanya tapi dia sudah tidak berdaya sekarang, ayah ibu aku merindukan kalian, aku membutuhkan kasih sayang kalian, aku ingin berjuang bersama kalian melawan penyakitku ini.
    TERTULIS Jln. gedung putih. NO 2 untuk Ayah dan ibu di Jln. monarowi No 23 Malang
    RAISA NABILA SANTIKA
    Jakarta 23 mei 2005


    Keesokan harinya Wanita kertas bangun lebih awal karena dia ingin berjalan ke kantor pos, karena kalau sudah lewat jam 10 pagi kantor pos bakal ramai, wanita ini berjalan wajahnya begitu pucat dan badan begitu lemas, belum lagi di luar begitu panas, tiba tiba wanita ini terjatuh dan kaku, matanya terpejam, detak jantungnya begitu lemah, orang orang di sekitar pun berlari menolongnya, kertas di tangan wanita ini pun diambil oleh orang orang di sekitar itu, untuk di kirim ke kantor pos
    “udah udah bawa ke rumah sakit, detak jantungnya begitu lemah” ujar bapak bapak berbadan besar


    Akhirnya wanita ini dibawa ke rumah sakit terdekat, bapak itu pun langsung membaca alamat wanita ini di surat yang diambilnya tadi, untuk langsung memberi kabar ke rumah wanita ini, ke 3 nenek dan adik angkatnya shock mendengar kabar buruk menimpa cucu angkatnya, mereka panik dan langsung pergi ke rumah sakit.
    Sesampai dirumah sakit nenek langsung menuju kamar rawat wanita kertas ini, dan nenek langsung duduk di samping wanita kertas yang koma tak berdaya.
    “Raisa ya ampun nak, kenapa gak bilang sama nenek kalau penyakit kamu kambuh”
    Wanita kertas ini tidak menjawab dan terbaring koma, adik angkatnya menangis memegang tangan kakaknya.


    Tiba tiba suara ketukan pintu begitu lembut di saat ke 3 nenek dan adiknya tertidur pulas, seorang wanita tua dan pria tua masuk dengan pakaian petani yang kumuh, mereka adalah kedua orangtua Wanita kertas ini, dokter menyatakan anak mereka butuh darah, orangtua wanita ini siap mendonorkan darah mereka karena cocok dengan anak mereka,
    “dokter tolong anak saya, saya tidak ingin dia menderita lagi, cukup kami yang menderita dokter” Ucap wanita tua itu dengan meneteskan air matanya
    “baik bu kita langsung saja ke laboratorium untuk pendonoran”

    Setelah 2 hari berlalu wanita kertas yang sering dipanggi isa ini sudah siuman dari koma panjangnya, berkat kedua orangtuanya, tapi dia tidak tau kalau orangtuanya menjumpainya dan mendonorkan darah untuknya.

    “nek… nek”
    “iya cuk”
    “aku udah sembuh nek, aku gak merasa lemas lagi”
    “oh ya nenek seneng cuk, nenek mau cerita sama kamu cuk”
    “Cerita apa nek?”
    “cerita kalau 2 hari yang lalu orangtuamu datang dengan pakaian yang kumuh seperti gelandangan dan merekalah yang mendonorkan darah untukmu cuk”
    Wanita ini meneteskan air matanya dan begitu kaget
    “mereka dimana sekarang nek, aku mau ketemu dengan mereka nek, aku kangen sama mereka nek”
    Ketika wanita ini menangis dan ingin pergi menemui orangtuanya, tiba tiba ketukan pintu terdengar lembut terbuka, tampaklah wanita tua dan lelaki tua yang masih memakai baju kumuh, wanita tua itu berlari dan memeluk isa ketika melihat anaknya sudah sadar dari koma panjang
    “Raisa anakku, ibu merindukanmu Raisa, ibu sudah mencarimu berpuluh puluh tahun tapi ibu tidak pernah menemukanmu, ibu menerima surat darimu ternyata kamu tinggal di jakarta, ibu rindu padamu” sambil menangis wanita tua ini menciumi gadis kecilnya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa
    “nak maafin ayah, ayah gak ada di saat kamu sakit, ayah juga merindukanmu nak, maafin kami nak” Ucap ayah sambil mencium tangan anaknya
    “sudah yah sudah bu, aku yang berterima kasih kepada kalian karena kalian telah menolongku dan mendonorkan darahnya untukku, yah.. ibu aku ingin kalian tinggal bersamaku, bersama ke 3 nenek dan adik angkatku, kita jalanin hidup bersama sama, ibu ayah kalian adalah pahlawanku, kalian adalah orangtuaku dimana kalianlah kunci semangat hidupku, terima kasih ayah ibu kalian sudah datang menemuiku”.


    Keesokan harinya raisa seorang wanita kertas itu pulang ke rumah dengan kedua orangtuanya dan keempat keluarga kecilnya, ayahnya adalah pemilik keempat toko buku milik raisa dahulu, dan toko permen masih dimiliki oleh raisa, dan adik angkatnya berhasil menjadi juara olimpiade sains dan matematika, dan ibu raisa merawat ke 3 nenek raisa di rumah besar milik raisa, Doa wanita kertas itu telah di jawab tuhan, Cinta yang dia butuhkan telah tuhan berikan, Raisa adalah seorang gadis yang mempunyai semangat hidup tinggi, jadilah wanita hebat untukku IBU jadilah layaknya super heroes bagiku AYAH, akhirnya raisa bisa menjalanin S3 nya di UI, ayah dan ibunya bangga melihat gadis kecil mereka yang begitu cerdas, hidup raisa berubah raisa sekarang bisa memeluk ibunya bisa mengadu ke ayah, inilah yang dia impikan sejak ia menjadi seorang gadis kecil.

    TAMAT
    Pada suatu tanggal, tepatnya tanggal 40 Februari 2011 cot 45, terdapat sebuah hutan yang sangat lebat, bahkan lebih lebat dari hujan lebat. Tidak ada seorang pun yang berani masuk di hutan itu. Bahkan orang-orang tak berani menceritakan tentang hutan itu. Bahkan (lagi), saya juga gak berani menceritakan hutan itu. Maka dari itu, kita beralih 1 meter ke utara dari hutan tersebut. Di sana, terdapat sebuah kota yang sedang mengalami kemajuan ke belakang. Kota itu diberi nama Kota Untuk Slamanya. Cie…

    Di Kota itu, terdapat salah satu sekolah yang sudah berdiri dari dahulu. Nama sekolah itu adalah SMA Satu Harapan biasanya disingkat SMASH. Sekolah itu berdiri sejak 5000 tahun sebelum tahun 7010. Slogan di sekolah tersebut adalah “Cintaku Cenat Cenut, Prestasiku Takkan Surut”. Sekolah itu sudah menjadi icon tersendiri bagi Kota Untuk Slamanya, bahkan icon itu melebihi 7 icons. Hah? Sekolah itu didirikan oleh seorang Antariksawan yang pernah pergi ke planet Bumi dan akhir-akhir ini ia dikabarkan akan mengunjungi Planet Hatimu. Cie… Antariksawan tersebut bernama Pak Bagus S.G (Sarjana Gombal), nama panjangnya bukanlah Kapur Bagus, Toko Bagus, maupun Bagus Setiawan. Tetapi namanya adalah Bagus Berkualitas, disingkat BB.

    Pria berkelahiran tahun 1830 itu dulunya hanya sedang iseng bermain susun batu dengan teman-temannya. Tapi secara tidak sadar batu itu menjadi sebuah bangungan berlantai 10, sudah termasuk perabotan, kamar mandi, atap dan dapur dan perkakasnya. Pak Bagus kaget setengah hidup melihat bangunan megah itu. Karena di kampungnya dulu belum ada rumah, bangunan itu dijadikan sebagai hunian sementara 18 kampung. Akan tetapi karena adanya seleksi alam dan teori revolusi, bangunan tersebut dijadikan sekolah oleh Pak Bagus. Kebetulan siswa yang mendaftar hanya sedikit, sebanding dengan jumlah gurunya yang hanya berjumlah 2 orang. Jumlah siswa yang mendaftar hanya sekitar 4 sampai 5 ribu orang, belum termasuk orangtua yang mendampingi. Yah, karena bangunan sekolah hanya muat untuk 300, 2 makhluk, terpaksa harus diadakan seleksi besar-besaran. Siapa yang jumlah huruf dalam namanya berjumlah ganjil atau prima langsung didiskualifikasi. Juga, yang mempunyai nama dengan huruf kurang dari 10 huruf juga langsung didiskualifikasi. Setelah 10 menit seleksi tersebut dilakukan, kini sekolah telah mendapat 300 siswa tetap.

    Di sekolah itu ada sebuah murid yang terkenal gahol. Namanya adalah Seiza Emanuel Tristant Alexis Nockquart (disingkat SETAN). Ia adalah ketua geng “Tri Rejeki” bersama dua temannya, Zubi (A’uzubillahi Minasyaiton) dan Fay (Kamseu Fay). Status Seiza memang masih pelajar. Namun, ia sudah memiliki pekerjaan sampingan, yaitu menjadi Mahasiswa. Lhoh? Ia menjadi Mahasiswa di STTS (Sekolah Tinggi Tinggi Sekali) jurusan pergombalan. Di usianya yang 17 tahun, ia sudah menjadi mahasiswa selama 18 tahun. Hah? Bapaknya adalah seorang penjual obat panu. Namun ia langsung berhenti karena diprotes pelanggan. Obat itu memang dapat menyembuhkan panu, tapi efek samping dari obatnya adalah pusing, ngantuk, mata kunang-kunang, mata kupu-kupu, pilek, muntah darah, diare, kanker, amnesia, gagal ginjal, stroke, gangguan kehamilan dan janin, dan juga kematian.

    Lanjut!! Hari-hari telah berlalu. Mentari dengan setia menyinari bumi seperti kesetiaanku mencintaimu. Cie…
    Pagi itu, Seiza bangun pagi seperti hari-hari yang lalu-lalu. Alarm di HPnya berbunyi pukul 02.00 namun ia baru bisa menjalani aktivitas secara normal pada pukul 06.00 (maksudnya pukul 06.00 di hari selanjutnya) karena waktunya digunakan untuk mematikan 4356 HPnya yang berbunyi. Orang kaya…
    Setelah selesai mematikan alarm di 4356 HPnya, ia langsung menjalankan hobinya. Hobinya adalah memikirkan apa hobinya yang sebenarnya. Ia mengecek HPnya dan ternyata ada SMS!!! Biasanya kan banyak SMS mama minta pulsa, tapi kali ini beda. Isi SMSnya adalah mama ngasih pulsa. Gini tulisannya, “Nak, Mama lagi di kantor polisi. Pulsa mama habis. Jadi gak bisa sms kamu. Rencananya mama mau beli pulsa. Kamu mau titip gak. Nanti pulsanya mama kirim ya?” dan beberapa menit kemudian ada kiriman pulsa 100 ribu. Lumayan lah.

    Hari itu adalah tanggal 14 Februari 2012, kalian tahu hari apa? ya!!! Betul!! Hari Selasa. Hari itu adalah hari Selasa. Namun hari itu bukan sekedar hari Selasa biasa, kalian tahu? Ya!!! Benul (benar + betul) !!! hari itu adalah hari Selasa Pon. Lhoh? Hari itu adalah Valentino Day. Oh salah, yang bener Valentine Day. Seiza berniat membuka usia remajanya dengan menembak seorang wanita yang ia idam-idamkan. Dari 2.456.234 wanita yang diidamkan, ia telah membidik 1 wanita yang menurutnya sempurna. Wanita itu bernama Tomerina Caterine, biasanya disingkat TomCat. Seiza langsung menelfonnya dan mengajak ia janjian dengan janji-janji yang menjanjikan di suatu tempat. Rencananya ia akan mengajak Tomcat pergi ke tempat yang ramai dengan tujuan proses penembakannya bisa disaksikan langsung oleh banyak orang.

    Beberapa jam kemudian (lebih tepatnya 0,0167 jam kemudian), kedua belah pihak sampai di tempat tujuan. Seiza bersiap-siap untuk melakukan aksinya. Jantung berdetak kencang, hati cenat-cenut, lidah ngilu, asam urat kambuh, halah. Dengan penuh deg-degan ia membaca sebuah puisi. Kira-kira seperti ini:

    Gombal gambul gombal gembel
    Gembal gembul gembal gembul
    Gombal ini bukan sekedari gombal
    Gombalku ini adalah gombal dari segala gombal
    Aku tak peduli bapak kamu petani
    Aku tak peduli bapak kamu pilot
    Aku tak peduli bapak kamu maling
    Karena apapun pekerjaan bapakmu
    Cintaku Hanya untukmu
    Dan bukan untuk bapakmu
    Tahukah kamu siapa pencipta sepakbola?
    Tahukah kamu siapa ayah Albert Einstein?
    Tahukah kamu dimana alamat yang sebenarnya dicari Ayu Ting Ting?
    Aku tak terlalu ingin kau tahu itu
    Tapi aku hanya ingin kau tahu
    Bahwa aku sayang padamu

    Mendengar itu, Tomcat menjadi klepek-klepek. Seiza segera menggunakan momen itu untuk segera menembak Tomcat. “Ehm, Cat… kamu mau gak jadi TKW di Arab Saudi?” tanya Seiza. “Enak aja, gak lah!!”. “Hmmm… kalau jadi TKW di Malaysia?” Seiza tanya lagi. “ENGGAK!!! AKU GAK MAU JADI TKW!!!” “Wohohoh… slow aja mbak. Kamu gak mau jadi TKW, its okay. Tapi kamu mau kan jadi pacar aku?”. Tomcat tiba-tiba shock… ia mengalami pelelehan (melting maksudnya). Dan seperti yang kita duga, jawabannya adalah “YES!”. Orang-orang sekitar yang tadinya diam kini bersorak-sorak. Mereka berteriak dengan begitu semangatnya. Mayoritas yang berteriak memakai kaos Orange. Oh iya, saya lupa ngomong.

    Tempat untuk menembak Tomcat adalah di Stadion Ollimpiyskiy, tepatnya di tengah lapangan. Kala itu sedang ada partai final EURO antara Italia dan Spanyol. Dan Spanyol menjadi pemenangnya dengan skor 4-0. Keempat gol tersebut dihasilkan karena tendangan dari kiper Spanyol membentur Seiza dan mengecoh Buffon. Dan akhirnya mereka juara. Pantesan pada teriak-teriak. Seiza kemudian ikut merayakan kemenangan Spanyol itu. Karena terus meleleh, Tomcat akhirnya pingsan. Tapi Seiza masih ikut merayakan kemenangan spanyol dan sempat foto bareng bersama supporter Spanyol, bukan pemainnya lho.
    Seiza segera memanggil Ambulan dengan kentongan. Tomcat langsung dibawa ke Rumah Sakit setempat, namanya Rumah Sakit Tak Ingin Tersakiti. Ia dimasukkan ke ruang UGD (Uninstalasi Gawat Darurat). Seiza pun panic (harusnya tulisannya “panik” tapi karena ada auto correct jadi “panic”). Badannya gemetaran. Bahkan rumah sakitnya pun ikut bergetar dan pengunjung sempat panik sesaat. Ia menelfon orangtua Tomcat. Selang beberapa detik kemudian, orangtuanya datang. Suasana pun semakin tegang karena Tomcat belum keluar-keluar juga.

    Seiza sempat menggombali ibunya Tomcat tapi karena ada suaminya, Seiza memilih menggombali bapaknya saja. 3 tahun pun telah berlalu. Dokter keluar dan mengizinkan Seiza dan orangtuanya Tomcat untuk masuk. Di sana terbaring Tomcat. Seiza mendekat. Tomcat bilang, “Seiz, kamu bener cinta sama aku?” Seiza menjawab dengan muka unyu, “Iya, Cat, aku mencintaimu dengan sepenuh sepertiga hatiku.” Tomcat bingung “Maksud kamu?” “aku kan sudah punya 2 cewek, karena aku adil, jadi hatiku kubagi sama rata, sepertiga sepertiga.” Tomcat kaget. “APHAA!!!” orangtuanya juga kaget “APHAA!!!” dokternya juga kaget “APHA!!!” pengujung rumah sakit pun juga kaget “APHHA!!!” Bahkan lalu lintas di luar sempat berhenti sejenak karena pengendaranya juga kaget “APHHAA!!!” saya juga ikut kaget “APHA!!!” pembaca mau ikut kaget nggak? Hayooo… Tomcat serasa tercabik cabik, tersayat-sayat dan terpukul-pukul serasa terkena racun tomcat. “Kamu jahad (pakai qolqolah)!! Kamu busuk! Kamu Banci!! Kamu keji!!!” “Tapi setidaknya aku ganteng kan? Hehe”. “EH!!! POKOKNYA HARI INI LO! GUE! PREND!” Seiza kaget “loh, kok prend? Harusnya kan end?” “Oh iya, ralat, LO!! GUE!! END!!!” Tomcat pun langsung pergi entah kemana. Ibunya berkata pada Seiza “Kalau boleh kecewa, saya jujur sama kamu.” Bapaknya juga ngomong “Salah bu! Yang bener, kalau boleh jujur, saya kecewa sama kamu” “oh ya maaf.

    Hehe” mereka pun langsung pergi. Seiza sangat sedih karena disuruh mbayar biaya Rumah Sakit. Biayanya Cuma sekitar 50.000 sampai 100.000 pundsterling. Itu baru biaya tempat tidur saja dan belum termasuk fasilitas tambahan seperti Televisi, Kursi, AC, Kipas angin, Kamar mandi, Studio Musik, Lemari Es, Mobil mewah, dan juga kolam renang.

    Seiza sejenak merenungi apa yang terjadi, dan akhirnya tidur. Esok harinya Seiza berencana menemui Tomcat di suatu tempat. Kali ini ia mengajak janjian di tempat sepi. Saya juga gak tahu kenapa Tomcat mau saja. Mereka pergi ke kuburan. Karena terlalu sepi, mereka pindah ke puncak. Weisyeh… Seiza pun memulai percakapan, “Cat, aku mau ngomong. Aku sudah mutusin 2 cewek aku yang lain. Sebenarnya mereka sih yang mutusin aku. Sekarang kamu mau gak maafin aku?” “Enggak!!” jawab Tomcat. “Tapi Cat, menurut buku Tatang Sutarma…” Tomcat langsung menyela “HEH! Itu bukunya Sule!” “Aku pinjem dulu, nanti aku balikin. Menurut buku Tatang Sutarma kita harus memaafkan jika seseorang minta maaf dengan ikhlas.” “Aku dah gak percaya lagi sama kata-katamu yang penuh dusta itu. Aku perlu bukti”.

    Seiza pun langsung mengajak Tomcat ke Toko Perhiasan yang letaknya tidak terlalu jauh dari posisi mereka sekarang, kira-kira setengah meter lah. Seiza langsung membeli perhiasan yang paling mahal yaitu 2 MM (Milyar Milyar) rupiah. Namun ia berhasil menawar menjadi 2000 rupiah karena ia ikut gerakan X Juta Nawar. Perhiasan itu langsung ia tunjukan kepada Tomcat, dan langsung membuangnya jauh-jauh. “Cat, itu bukti bahwa aku tak terlalu memikirkan tentang uang, tapi aku lebih memikirkan hubungan kita. Sekarang aku mohon. Maafin Marwan ya…” tiba-tiba ada seorang laki-laki berambut agak panjang dan berkata, “Eh, itu nama gue.” “oh ya maaf mas.” Ia langsung melanjutkan, “Cat!! Kamu mau gak maafin aku?” Tomcat pun agak bingung karena di lubuk hatinya ia masih cinta dengan Seiza. Tiba tiba Ahmad Dhani datang dan berkata, “Kalau aku, Yes!” lalu Anang Hermansyah juga datang, “Aku juga, Yes!” Tomcat pun langsung menegapkan badannya dan berkata, “OK. Mas Dhani yes. Mas Anang yes. Aku juga yes. Selamat kamu mendapat tiket emas ke hatiku.” Seiza pun menjadi berbunga-bunga. Bunganya langsung dijual oleh Mas Dhani dan sebagian diambil Mas Anang untuk diberikan kepada Ashanti. Sesuatu. Eh itu Syahrini ya. Maaf salah. Seiza langsung menggandeng Tomcat dan duduk bersama untuk memandangi Bulan yang indah.

    Mereka lalu pulang ke rumah masing-masing dan langsung menyalakan laptop dan mengubah status di facebooknya dari lajang menjadi jalang. Eh salah, dari lajang menjadi berpacaran. Mereka pun Langsung tidur dan siap menyambut hari yang cerah untuk masa depan yang cerah. Selesai
    Dari cerita di atas (jangan nengok ke atas ya!), kita bisa mengambil pesan moralnya tanpa harus saya pandu. Cinta itu bukan sekedar gombal atau kata-kata rayuan yang hanya mempengaruhi pikiran dan apapun yang terkandung di dalamnya. Namun cinta itu sebuah perbuatan atau pengorbanan yang kita lakukan kepada orang yang kita cintai dimana orang yang kita cintai itu menjadi cinta kepada kita sehingga orang yang bersangkutan menjadi tersentuh hatinya. Halah.

    Satu kata dari saya: Cintailah orang-orang yang benar-benar mencintai anda. Cintailah orang-orang yang berjasa dalam hidup anda. Dan cintailah orang-orang yang membenci anda. Karena sebenarnya, jika kita mencintai semua orang, maka semua orang akan mencintai kita. Dan jangan sekali-kali anda membenci orang yang membenci anda, karena orang yang membenci anda adalah orang yang ingin mendapatkan cinta anda. Loh? Ini bukan satu kata ya. Hehe. Maaf.

    Masak air biar mateng
    Iwak peyek nasional
    Walaupun saya tidak ganteng
    Yang penting saya tidak terkenal
    Ya udah. Terimakasih. Semoga habis ini tidak pingsan kelelahan karena membaca ini. Amin se amin aminnya.
    Apakah aku bisa banggakan orangtuaku, banggakan negeriku, banggakan bangsaku, banggakan tanah airku, apapun keadaanku?
    Aku ingin menjadi anak yang hidup normal seperti sebayaku. Menapaki setiap detik waktu belajarku di sekolah, bergaul dengan teman seusia, banggakan orangtua, berprestasi di usia muda, bahkan saatnya aku mati kapanpun itu aku juga ingin dikenang. Bukan karena kebodohanku, tapi karena prestasiku. Salahkah aku berkeinginan mewujudkan hal itu?
    Tapi mengapa aku dilahirkan dengan keterbatasan? Bagaimana aku bisa mewujudkan keinginanku jika keadaanku seperti ini ya Allah?

    Namaku Salsabila Adriyani Fatiha, atau yang kerap disapa Bella. Aku bukan lah anak dari seorang direktur bank ternama di kota, bukan pula seorang anak dari pengusaha garment kaya. Ayahku yang hanya seorang guru bantu di salah satu sekolah dasar dekat rumah, bukanlah suatu pekerjaan yang bisa membantu ekonomi keluarga. Sedangkan ibuku hanya seorang buruh cuci. Usiaku genap 14 tahun saat 2 bulan yang lalu. Kehidupanku sehari hari hanyalah membantu ibu menyelesaikan pekerjaan di rumah, juga menempuh pendidikan di salah satu sekolah menengah pertama luar biasa di kotaku.

    SMPLB? Ayah menyekolahkanku di sana karena aku mempunyai keterbatasan, tahukah kamu apa keterbatasanku? Aku salah satu anak indonesia penderita disleksia, jarang memang di Indonesia ada anak yang menderita disleksia. Disleksia adalah kurangnya kemampuan dalam menyerap kalimat, berhitung dan menulis. Sampai saat ini, aku belum juga tau apa gerangan yang menyebabkanku menderita penyakit itu. Tetapi aku pernah mendengar, saat dokter berbincang dengan ayahku, disleksia yang kuderita bukan karena ayah yang terlambat menyekolahkanku, bukan pula karena kemalasanku belajar, tetapi memang karena otakku tak mampu berfikir berat secara cepat.

    Di sekolah, aku tak mempunyai banyak teman. Mereka semua kukenali, tetapi tak ada yang mau mendekat kepadaku. Hanya Cessa yang setiap hari bersamaku di sekolah. Ia juga mengidap disleksia sama sepertiku, tetapi ia juga mengidap tumor di lehernya. Mungkin tak banyak anak yang mau berteman bahkan hanya berbicara sepatah dua patah kata denganku, karena hanya menghabiskan waktu, butuh lebih dari satu menit untukku menjawab pertanyaan dari mereka. Dan itu sudah pasti tak menyenangkan.

    Pernah saat itu, tetangga sebayaku, Raissa, bertanya kepadaku, “Daritadi Aku mencari ibuku kemana mana tidak ada. Apakah Kau melihatnya?” Raissa menggerutu tak jelas, mukanya kelihatan sangat sebal.
    Aku hanya memandang wajahnya, mendengarkan ucapannya dan mencoba mencerna apa yang ia katakan. Tetapi aku bingung dengan apa yang ia katakan. Aku memilih terdiam dan masih mencoba mencerna kalimat yang ia ucapkan.

    “Hey Bella, apa Kamu tidak tahu kalau aku lagi kesal? Aku tuh nanya ke Kamu. Kalau nggak tau ya bilang aja! Nggak punya mulut apa gimana sih? Nggak tau apa orang lagi kesal?”
    Nampaknya Raissa seperti orang yang sedang marah. Aku jadi semakin bingung. Deretan kata yang ia ucapkan membuat hatiku sakit, walaupun aku tak sepenuhnya faham akan ucapannya.

    Kebingunganku akan ucapan Raissa semakin membuat kepalaku pening, otakku rasanya sakit.
    Aku segera memutuskan untuk berlari masuk ke dalam rumah. Terdengar, di luar Raissa berteriak teriak. Hal itu juga berlaku saat aku di sekolah. Saat aku sedang menulis, saat aku sedang berhitung, selalu saja aku merasa kepalaku pening dan otakku memanas.
    Di balik itu semua, dibalik semua keterbatasanku, aku masih punya mimpi. Secuil kecil mimpi anak Indonesia penderita disleksia. Yang ingin membanggakan kedua orangtua, membanggakan tanah airnya. Dan, apakah hal itu salah?

    Walaupun aku berkebutuhan, apakah menurutmu aku tak bisa seperti yang lain? Bukannya aku menyombongkan diri, tetapi Kita kan sama-sama ciptaanNya, kita ada di satu bangsa, satu tanah air, dan memiliki bahasa kesatuan yang sama. Indonesia. Dan, salahkah anak Indonesia sepertiku bermimpi?
    Pernah suatu ketika, aku mencoba membuat sebuah artikel tentang diriku di buku kecilku, tanpa sepengetahuan ayah dan ibu pastinya. Dengan sekuat tenaga aku berfikir setiap malam. Merasakan sakit kepala yang berkepanjangan. 6 hari begitu berturut turut. Entah bagaimana, 10 hari setelah selesai, naskahku dimuat di salah satu redaksi ternama daerah. Ternyata ayahlah yang mengirimkan naskahku tersebut. Aku berterima kasih pada ayah, juga pada ibu. Syukur selalu kupanjatkan padaNya. Aku masih tak percaya. Dan aku berjanji akan terus berusaha mencoba dan belajar menulis di tengah keterbatasanku.

    Hingga pada suatu hari, sebuah redaksi nasional memintaku menjadi salah satu jurnalisnya dalam sebuah event. Tahukah Kamu event apakah itu? Ternyata adalah konferensi pers Asian Games 2010 di Myanmar. Aku akan berangkat ke Myanmar? Ya Allah, benarkah ini semua? Apa yang aku impikan akan terwujud, menjadi jurnalis cilik pertama di ajang bergengsi tingkat Asia tersebut. Aku akan disejajarkan dengan para jurnalis asal negara-negara di Asia? Tentunya mereka lebih dewasa dan lebih paham akan dunia jurnalistik. Dan itu berarti aku akan bisa banggakan orangtua, juga tanah airku. Terima kasih Allah.

    Tetapi sayang, 3 hari sebelum keberangkatanku ke Myanmar, suatu hal buruk menimpaku. Dokter memvonisku menderita kanker otak, itulah menyebabkan mengapa aku menderita disleksia akut serta merasakan sakit yang luar biasa setiap saat. Ya Allah, cobaan apalagi yang engkau berikan ini? Aku masih ingin membanggakan orangtuaku, juga bangsaku. Aku mohon padamu ya Allah.
    Hari ini adalah hari keberangkatanku ke Myanmar. Aku tak sendirian. Bersama ayah dan juga ibu serta para karyawan dari redaksi lain. Pukul 18.30 sesuai dengan jam indonesia yang melingkar di pergelangan tanganku, pesawat landing di bandara Internasional Myanmar. Tak lupa aku selalu memanjatkan puji syukur kepada Allah, agar apapun yang akan aku jalani membawa berkah dan membanggakan.

    Satu hari setelah aku sampai di Myanmar, adalah hari dimana konferensi pers Asian Games dilaksanakan. Tepat di hari Jum’at, tanggal 28 Oktober 2010. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda di Indonesia. Dan aku berharap, di tanggal baik ini aku bisa menjadi pemudi Indonesia yang membanggakan.
    Perhelatan akbar telah selesai dilaksanakan. Aku tahu, semua masyarakat Indonesia menantiku. Menanti kabar apa saja yang akan aku ceritakan. Ayah juga bilang, sesampainya aku di Jakarta nanti, aku harus segera bertolak ke Istana Negara, untuk bertemu bapak Presiden Indonesia.
    Pukul 08.00 pagi aku dan rombongan sampai di Jakarta. Aku dan juga ayah serta ibu segera mencari taksi untuk kutumpangi menuju istana negara. Namun, Allah berkehendak lain, saat di perjalanan tiba tiba kepalaku merasa sakit yang tidak seperti biasanya. Aku menjerit kesakitan. Ayah dan ibu panik, segera aku dilarikan ke rumah sakit.

    2 jam di rumah saat tak membuatku sadar. Aku tahu, ayah dan ibu merasakan kecemasan. Ya Allah, jika memang ini saatnya aku untuk pergi dari dunia ini aku ikhlas ya Allah. Aku sudah tidak kuat merasakan sakit dalam hidupku ya Allah.

    Allah mengabulkan permintaanku. Kini malaikat maut telah mencabut nyawaku. Terdengar isak tangis yang begitu mendalam dari sanak saudaraku. Dan, aku meninggal dengan senyuman manis menempel di bibirku.
    Terima kasih ya Allah. Engkau telah mengabulkan semua doaku. Engkau telah membuatku bisa membanggakan orangtuaku, juga tanah airku, di tengah keterbatasan yang Engkau berikan.
    Semoga aku bisa menjadi contoh baik bagi semua pemuda dan pemudi Indonesia. Yang selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan. Tak pernah putus asa dalam setiap cobaan. Dan bisa membanggakan tanah air Indonesia tercinta ini.

    Bangun pemuda-pemudi Indonesia…
    Lengan bajumu singsingkan, untuk negara…
    Masa yang akan datang, kewajibanmulah…
    Menjadi tanggunganmu terhadap nusaaaa…

    Joko benar-benar bingung gimana harus meyakinkan Ayahnya yang udah mati-matian cari duit buat membiayayai sekolah Joko. Pasalnya, setelah Ayahnya membayar SPP ternyata Joko sering sekali bolos sekolah, Kata teman-temannya kalau Joko bolos sekolah Dia sering ngamen, Joko yang bercita-cita ingin menjadi musisi merengek-rengek minta dibelikan Gitar baru
    “Emangnya kenapa Ko, kalau Ayah gak belin Gitar baru?” Ayahnya kesal setengah mati
    “Ya elaa, Yah! Joko kan malu Yah! Masa sih Joko pakai gitar tua punya warisan Ayah! Mana ada orang yang mau lihat Gitar yang usang dan rapuh kayak gitu…”
    “kan itu masih bisa dipakai. Ntar kamu belajar nari Jaipong aja biar punya bakat yang lain!”
    “Ayah tega amat, sih! Masak Joko disuruh Nari Jaipong…? Yang bener aja, Yah emang Ayah gak mau apa punya anak yang pintar main gitar? kalau pingin Joko sukses didukung dong!
    “Haiiyaa…! Kamu malah nyeramahi Ayah!”
    Ayah Joko bertolak ke belakang Joko mulai ketakutan.
    “Ampun Yah… Joko nggak bermaksud nyeramahi Ayah…” harusnya yang diceramahi itu kamu! Kamu itu udah untung Ayah manjain dari kecil. Ayah sekolahin sampai SMA..!
    “Joko cuman minta gitar kok Yah…” kali ini nada Joko melemah
    “Ayah ngerti! Tapi kan tau sendiri, berapa harga gitar itu..?”
    Joko terdiam. Joko sudah tau kalau harga gitar yang dia inginkan sebesar sembilan ratus dua puluh ribu rupiah. Itu gitar yang paling keren di antara gitar teman-temannya, yang harganya jauh lebih murah sebenarnya ada yang harganya sekitar seratus sampai tiga ratus ribu. Perihal gitar gitar itu sudah Joko dan Ayah tanyakan kemarin di toko musik dekat rumah mereka
    “Daripada beli gitar itu, mending juga buat beli beras!” Ayah berjalan keluar rumah. Joko mengejar Ayahnya
    “Yah!”
    “Bodo. Ah!”
    “Yah! tunggu dulu!” Joko memegang tangan Ayahnya. Ayah meronta-ronta agar Joko melepas pegangannya
    “Yah, denger dulu..”
    Ayah berhenti dan menghela nafas, menunggu Joko ngomong.
    Sebenarnya Ayah sudah gak mau lagi dengerin omongan si Joko karena Joko itu pintar ngerayu. Bisa bisa ia bakalan termakan omongan si Joko. Joko itu anak kebanggaannya. Anak kesangannya. karena Joko paling ambisius di antara anggota keluarga lainnya.
    “Yah sekarang Joko mau ngomong jujur..”
    “Ya.. udah ngomong aja, asal nggak nyinggung nyinggung gitar sembilan ratus dua puluh ribu rupiah itu…”
    Joko tersenyum dan menangguk setuju, meski sebenarnya yang bakal ia omongin nanti buntut buntutnya bakal sampai ke soal gitar juga
    “Begini Yah sekarang ini kan Joko lagi deketin si Bunga. Ayah tau kan Bunga. putri tunggal Pak Bon.
    Nah Bunga itu naksir banget sama si Joko. kalau Joko udah lulus SMA nanti, Bunga bilang Joko langsung bisa kerja di cafe milik keluarganya. Ayah tau nggak, katanya kalau kerja di cafenya harus punya alat musik sendiri.
    “Gak usah pakai Alat musik modal nyanyi aja!’
    “Ayah kan tau sendiri suara Joko kayak kapal pecah, apalagi Joko dijanjiin bakalan tampil terus. Nah kalau gitar aja gak punya? Gimana jadinya?”
    “Tuh kan gitar lagi!” Ayah kesal dan hendak keluar dari rumah
    “Yah, Tunggu dulu!”
    “Tadi katanya gak lagi ngebahas gitar?!”
    “Ini penting, Yah!” Kembali ke soal gitar
    “kalau Joko masih tidak punya gitar bakalan gak diterima”
    Joko terlihat sedih sekali. entah sungguh sungguh sedih atau cuma taktiknya saja. Joko menunjukan wajah sedihnya ke Ayah. sehingga Ayahnya jadi iba. langsung menuruti kemauan Joko.
    Dan sekarang ini Ayah Joko tampak merenung. Joko sendiri Mengatur nafas
    “Gimana Yah…?”
    Ayah Joko masih tetap diam. Yah mulai garuk garuk kepala sambil memandang Joko.
    “Ntar deh Ayah usahain!” ujar Ayah. akhirnya, membuat Joko Bersorak dalam hati
    Joko langsung berlari ke kamarnya. Joko tersenyum senang menghadap ke cermin. “Uuh, akhirnya berhasil juga!” keluh Joko dalam hati.
    Seminngu kemudian, Joo dibelikan gitar. Gitar yang harganya sembilan retus dua puluh ribu rupiah itu telah dibelinya.
    Keesokan harinya Joko pergi ke sekolah dan duduk didalam kelasnya tampak berbincang bincang dengan Jono.
    “Jon, Gue udah bel gitar Baru nih” ngomong dengan sombongnya
    “kenapa beli baru?, terus gitar Lo yang Tua itu, Lo kemanain?”
    “kan Lo tau sendiri Gitar yang lama udah jelek, lagian udah Gue simpan di Kardus sekarang ada di gudang”
    “Wah sekarang aja Lo lupain dulu dulu Lo Banggain, jangan lupakan yang lama Dia juga berkarya membuat lagu lagumu”
    “Aah.. Lo cerewet! eh, ada Bunga tuhh” Joko terlihat senang
    “Lo masih berteman sama si Bunga?”
    “oyee. emangnya kenapa Jon?” Joko sedikit heran
    “Dia itu matre, penipu lagian pacarnya juga banyak”
    “ahh…! apa Lo kata dah!, bilang aja Lo cemburu!”
    Joko Berlari ke arah Bunga dan meninggalkan joko Teman akrabnya itu
    “Hai?”
    “Hai juga” Bunga memamerkan senyumnya
    “ke kantin yuk?”
    “Iya.. Kamu yang bayarin ya”
    “iya deh, kan Aku yang ngajak” sebenarnya Joko lagi bokek tapi demi Bunga Joko ngelakuin apa aja yang Dia mau.
    Setelah mereka berdua selesai makan, Bunga bilang sesuatu pada Joko
    “Ko, besok jalan jalan yuk, ke Mall?”
    “Heg, Joko kaget, jalan jalan?”
    “iya, bisa nggak?” Bunga memamerkan senyumnya lagi
    “iya, bisa kok, tenang aja” Joko membalas senyumnya
    Sepulang dari sekolah, Joko pun kebingungan di dalam kamarnya. Joko lagi mikir bagaimana bisa Joko jalan jalan tanpa ada rupiah di Dompetnya. Uugh, minta sama Ayah kaga mungkin banget. Joko kebingungan. lalu Joko menatap wajahnya di cermin sambil sambil memainkan Gitar barunya itu.
    Yup, Joko punya akal! Joko Tau gimana caranya punya uang biar bisa menyenangkan hati Bunga.
    Joko pun pergi ke toko musik itu. Joko kembali dengan penjaga toko. Joko bilang pada si penjaga toko itu.
    Kalau gitarnya bermasalah, Joko minta gitar yang baru dibeli itu dikembalikan dan menuntut ganti rugi, jelas aja si penjaga toko itu gak terima, karena Joko merengak akhirnya penjaga toko itu menyerah juga
    “Gimana kalau gitar ritu dikembalikan, uang Kamu juga dikembalikan?!”
    ujar si penjaga toko musik itu dengan kesal, karena kehabisan akal
    “Setuju…Pak!”
    Joko keluar dari toko musik itu dam memasukan uangnya ke saku, lalu pergi.
    Joko memang jadi Jalan jalan bareng Bunga, cewek yang lagi Dia pedekatein. Dan siang itu mereka abis shopping di Mall. Bunga membawa belanjaan banyak banget. Wajah Bunga tampak ceria. Wajah Joko agak agak kusut. soalnya semua Dia yang bayarin
    “Makasih ya Ko.. Udah di beliin macem macem”
    Joko tersenyum garing, “sama sama…” Suaranya terdengar lemas banget
    Joko melihat peluang dan langsung melontarkan jurus rayuaanya, “Yaah, kalau itu bikin Kamu senang, kenapa nggak Aku lakuin? Ya enggak?” Bunga menatap Joko terharu
    “Hm.. Kamu baik banget sih Ko… Eh… Aku pesen pizza buat adek Aku ya? Dia sms minta dibeliin oleh oleh tadi, boleh kan?” ungkap Bunga
    Joko kaget dan gugup “oh, boleh boleh!”
    Saat Bunga pesen pizza. Joko dengan panik mengeluarkan Dompetnya, membuka isinya lalu mengintip di bawah meja. tangannya sibuk melihat sisa uang di dalamnya.
    Joko panik. “Aduuuh.. mampus. mepet banget!” setelah selesai pesen beli pizza, Bunga menatap Joko “Kenapa Ko?”
    “Oh, eh, Nggak! nggak pa-pa!”
    Waktu sudah sore mereka berdua pulang. Joko mengantar Bunga sampai di depan rumahnya.
    “Makasih ya Ko” sambil membawa barang belanjaanya
    “Oh, iya sama sama ” tersenyum kaku
    “Ya udah, Aku masuk dulu ya, Daaa”
    Setelah bunga masuk ke rumahnya. Joko pulang jalan kaki karena rumah Joko tidak jauh dari rumah Bunga. sesampainya di rumah.
    “Aku pulang ”
    “Darimana Ko?” Tanya Ayah
    “Habis jalan jalan Yah”
    “Sama siapa?”
    “sama Bunga” Joko langsung masuk ke kamarnya dan menatap ke cermin
    “Ternyata yang selama ini dibicarakan Jono memang benar, Joko buta karena cinta!” keluh Joko dalam hati
    Joko kali ini benar benar sangat takut dan bingung, bagaimana harus meyakinkan Ayahnya lagi. Pasalnya uang yang dibeli buat beli gitar tersebut adalah uang tabungan terakhir Ayah
    “Ya, Tuhan ampunilah Saya yang selama ini selalu ceroboh dan selalu memikirkan diri sendiri, kuatkanlah Joko Ya… Tuhan” Berdoa Joko dalam hati
    “Apa Joko harus bicara jujur Yah?” dengan keberanian yang kuat Joko beranjak keluar dari kamarnya dan mencari Ayahnya
    “Yah… Joko mau ngomong jujur”
    “Ada apa lagi Ko?”
    “Soal gitar Yah”
    “kenapa lagi gitarnya?”
    “Gitarnya Joko jual Yah”
    “BUAT APA KAMU JUAAAL!!?… bagaimana Ayah bisa mempercayai Kamu lagi Ko! lagian itu juga uang terakhir Ayah!” Geram Ayah
    “Maafin Joko Yah” lalu Joko bercerita bagaimana panjang lebar bagaimana uang itu bisa ia jual, setelah bercerita begini begitu Ayah hanya terdiam selama beberapa menit dan akhirnya bicara juga
    “Ko sebelum Kamu cinta orang lain cintailah dirimu sendiri, sebelum Kamu mempercayai orang lain percayai dirimu sendiri, jadilah dirimu sendiri!”
    “iya Yah, Joko ngerti”
    Joko langsung berlari ke dalam gudang dan mengambil gitar tua yang diselimuti debu itu dan dibersihkannya. setelah selesai membersihkan Joko kembali berbincang dengan Ayahnya
    “Yah, Joko akan berkarya lagi dengan gitar ini dan akan bertanggung jawab ”
    Sejak saat itu Joko mulai bisa ngelupain Bunga dan berkonsenterasi ke bakatnya. Joko mencari pekerjaan kesana kemari dan setelah satu bulan lebih uangnya sudah terkumpul, uang itu Joko berikan untuk Ayahnya.
    “Yah, ini uangnya buat Ayah, Joko sadar selama ini hanya meminta uang saja, ternyata harus ada perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkannya”
    “tidak perlu Ko, uang itu Kamu simpan saja, dengan Kamu bertanggung jawab saja Ayah sudah bangga”
    Ayah memeluk Joko dengan eratnya dan berlinang air mata begitu juga dengan Joko
    Dan sampai saat ini Gitar Tua itu masih digunakan Joko untuk berkarya. dimanapun ada Joko juga ada Gitar tuanya.
    (Jadilah orang yang BraveHeart, yang berani mengambil resiko !)
    TAMAT
    Darimana Kebahagian Itu Sebenarnya?
    John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
    Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah :)
    Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"
    Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
    Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."
    Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!
    Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."
    Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"
    "Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."
    Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
    Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
    Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.