Keluarga Pelaku Bunuh Diri di Rel Kereta Api di Jepang Kena Denda
Upaya bunuh diri memang sangat tinggi di Jepang tak heran mencapai sekitar 100 orang meninggal sehari di Jepang. Bagaimana cara bunuh diri di Jepang? banyak sekali caranya dan popularitas bunuh diri pun beraneka ragam.

Yang paling populer adalah dengan cara menggantung diri dengan seutas tali atau kawat. Menjadi cara yang paling mudah dan tidak terlalu merepotkan. Kasus bunuh diri dengan cara ini banyak sekali didapatkan di Jepang.

Popularitas kedua untuk bunuh diri di Jepang adalah dengan cara loncat dari ketinggian. Biasanya cara ini dilakukan dengan cara melompat dari tempat tinggalnya sendiri seperti apartemen yang tinggi, atau gedung kantor ditempat bekerja. Ternyata cara ini menjadikan masalah baru di Jepang. Gedung yang digunakan untuk bunuh diri akan banyak diajuhi orang-orang, sulit mendapat orang yang mau sewa tinggal di gedung apartemen atau mansion tersebut karena sudah ada kejadian bunuh diri di sana. Citranya menjadi kurang baik dan ditakutkan muncul setan bergentayangan yang akan membingungkan atau menakutkan banyak penghuni di sana. Itulah sebabnya, kalau masih sadar, tak mau menyulitkan orang lain, biasanya bunuh diri pindah ke tebing tinggi pinggiran pantai atau tempat masyarakat umum datang ke sana. 

Bagaimana dengan cara bunuh diri ketiga yang popular di Jepang? Ini yang bikin pusing banyak orang Jepang. Cara tersebut adalah dengan loncat ke rel kereta api, sehingga langsung mati dihajar kereta api yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Kini dengan peraturan baru, apabila seseorang loncat ke rel kereta api, diterjang kereta api, dan meninggal, lalu membuat jalur kereta api terhenti agak lama, maka keluarga dari orang yang bunuh diri akan dicari tahu lebih lanjut. Mengapa? Karena keluarga dari orang yang bunuh diri loncat ke jalur kereta api akan kena denda. Orang yang bunuh diri dianggap menyusahkan banyak sekali pengguna kereta api (meiwaku) sehingga perusahaan kereta api pun akan ikut merugi, bahkan akan menerima tuntutan dari pengguna kereta api umum sejumlah uang. 

Maka keluarga yang bunuh diri pun harus mengganti kerugian uang tertentu kepada perusahaan kereta api. Berapa jumlahnya, hal ini tidak ada kepastian karena tergantung kasus yang bersangkutan dan tuntutan dari masyarakat yang ada pula. Semua akan dikoordinasikan satu sama lain. Tetapi dalam hukum atau peraturan yang ada di Jepang saat ini, keluarga yang bunuh diri harus mengganti cukup besar sampai jutaan yen. Benar-benar menyulitkan keluarga yang bunuh diri. Itulah sebabnya kini jumlah orang bunuh diri di jalur kereta api sangat berkurang drastis.

Menyusul cara bunuh diri terkenal keempat di Jepang yaitu dengan cara meminum obat beracun. Termasuk meminum obat-obat penenang dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan overdosis dan berujung kematian. Pemerintah pun segera bertindak dengan mengeluarkan peraturan yang memperketat peredaran obat-obatan berbahaya dan obat penenang. Pengawasan terus dilakukan oleh pemerintah dan badan terkait termasuk para dokter untuk berhati-hati dalam memberikan resep.